Pages

Minggu, 16 Oktober 2011

Cowok Rasa Apel, best gay story ever

Aku punya temen cowok nih, kenal di fb, dikenalin sama temen fujoshi saya. Katanya dia pinter nulis cerita dan akhirnya aku baca beberapa ceritanya.


Damn, =,= gaya nulisnya emang oke. Ringan, mengalir, dan enak dibaca. Aku langsung suka dan sejak itu ngikutin cerita-ceritanya. Nah, ada satu cerita yang dari beberapa bulan lalu tak ikutin. Cerita bersambung yang di post di blog nya sih, judulnya “Cowok Rasa Apel”.


Awalnya aku suka karna gaya nulisnya yang oke, plus… genre ceritanya kan kesukaan saya  (Yaoi I mean :P ) Tokoh-tokohnya digambarkan dengan watak kuat, gimana si pemeran utama yang namanya Dimas harus menyikapi dirinya yang ‘menyukai’ cowok terpopuler di sekolah bernama Erik.


Banyak plot-plot lucu yang bikin aku ngakak, banyak hints2 lucu yang bikin deg-degan, tapi makin kesini, aku makin menyadari satu hal. Bahwa “Cowok Rasa Apel” ini bukan hanya sekedar cerita.


Gay story pada umumnya, yang sering sliwar-sliwer saya baca, kebanyakan sih kayak teenlit romance jaman sekarang. Yaitu fokus tentang gimana caranya menyenangkan pembaca dengan scene-scene oke yang bikin dag-dig-dug-duer. Entah itu pertengkaran dua tokoh utamanya terus akhirnya mereka saling cinta, atau proses gimana dua cowok bisa saling suka, dan sebagainya.


Aku nilai, “Cowok Rasa Apel” ini cerita yang realistis. Penulisnya berusaha mengungkapkan, gimana seorang anak SMA seperti Dimas, menjalani dan menyikapi kehidupan SMA nya sebagai Gay.


Disini Dimas emang suka sama Erik, tapi ceritanya nggak berkisar itu aja. Masih banyak problem lainnya yang mungkin dialami para Gay di kehidupan nyata ini. Intinya, pembaca diajak untuk menyelami isi hati Dimas. Tentang siapa dia, bagaimana dia mempercayai orang lain, gimana perasaannya ketika menyembunyikan identitas sebagai seorang Gay, gimana dia memikirkan keluarganya, dan gimana dia menjalani hidup.


Aku tau banget, disini Mas Noel, penulisnya, nggak hanya nyoba buat menghibur pembaca dengan cerita bikinannya, penulisnya juga kepingin ngebuka mata orang-orang bahwa Gay seperti dirinya, bukanlah penyakit. Bahwa seperti inilah hidup seorang Gay, nggak berbeda dengan cowok lain.
Nah, kenapa tiba-tiba aku pengen mbikin entry tentang “Cowok Rasa Apel” ini padahal aku ngikutinnya sudah lama? Karna aku barusan mbaca chapter terbarunya dan aku speechless.


Cerita awalnya complicated, kalo kalian mau baca dari awal boleh-boleh aja. Visit aja http://ceritasolitude.wordpress.com
Di chapter ini, ada someone tanya ke Dimas


“Apa kamu merasa malu jadi gay?”
Dan dimas, tokoh utama disini ngejawab 
“Jadi gay bukan makhluk terhebat atau terhina dimuka bumi. Jadi gay bukan soal malu atau bangga. Ini soal menjalani hidup sebagai diriku sendiri!”


Aku ngerti, orang diluar sana emang banyak mencaci maki tentang Gay, aku nggak nyalahin ataupun ngebenerin mereka karna itu urusan mereka. Tapi yang jelas, kalo menurutku, seseorang punya hak untuk mengambil pilihan dalam hidupnya sendiri. Dan Gay adalah sebuah pilihan yang sudah mereka ketahui konsekuensinya dengan jelas.


Aku ngerasa cerita ini jujur, realistis, manis, dan ngena banget. Kalo udah nyesek… ya nyesek banget. Kalo udah lucu.. ya lucu banget. Makanya aku suka cerita ini.


Wahahaha. Begitulah. Aku jadi sadar satu hal, menjalani hidup sebagai diri sendiri itu penting. Artinya, kita punya hak untuk bahagia, asalkan, sesuai apa yang kita yakini kebenarannya :D


Kalo untuk hidupku sendiri, masalah ke-Otaku-an ku, kegilaan ku sama anime dan manga, menurutku itu yang bisa ngehibur aku. Jadi aku akan teruskan ini, dan berusaha tetep dalam batas wajar manusia pada umumnya. Aku adalah seorang Otaku, dan aku bangga jadi Otaku.
Aku dapet kata-kata ini dari temenku


It’s not comic, It’s “Manga”
It’s not cartoon, It’s “Anime”
It’s not costume, It’s “Cosplay”
It’s not dubber, It’s “Seiyuu”
It’s not pedophile, It’s “Lolicon”
It’s not rotten girl, It’s “Fujoshi”
It’s not homosexual, It’s “Yaoi”
It’s not lesbian, It’s “Yuri”
It’s not porn, It’s “Hentai”
It’s not Erotic, It’s “Ecchi”
It's not a dating show, It's "Harem"
It’s not fetish, It’s “Moe”
It’s not a bipolar girl, It’s “Tsundere”
It’s not scizophrenic girl, It’s “Yandere”
And the most important is…
We’re not Geek, We’re OTAKU


Dan masalah ke Fujoshi-an ku, aku sadar, aku nggak bisa jadi fujoshi yang meledak-ledak kayak begini selamanya. Suatu saat, aku akan punya masa depan dimana aku harus jadi contoh buat anak-anakku. Suatu saat aku akan ninggalin title ku sebagai fujoshi.


Jahahaha.

5 komentar:

  1. Hmmm.... mau bilang apa ya.....
    Lupa, tadi mau ngomong apa. Sumpah!
    Hahahaha

    BalasHapus
  2. aku juga baca :D
    nah jeleknya pas mau nawarkan temen yang sesama fujoshi tentang cerita ini eh ma kak noel malah di close part 2 nya :'(
    yang ada malah aku yang di marah2i ma temenku gara2 dia bacanya nanggung (cuma part 1)

    Nah pas cek ternyata kak noel mau ngebuat ceritanya ini jadi buku, tapi (lagi-lagi tapi), tetap aja temenku ini marah2 gara2 mesti nunggu naik tayang jadi buku bakal lama =='

    U ada copy'an cerita kak noel?

    BalasHapus
  3. Yang tulisannya Hangul diatas :
    Sori nih baru bales, haha. Saya gak punya neng, maap yak. Dulu saya punay diHardisk, tapi pas Hardisk saya rusak, ilang deh *malah curcol*

    Yahh, kayaknya kita nunggu aja Hardcopy nya deh ;) Semangat!

    BalasHapus
  4. wah, sudah ada yang beli buku nya kak noel belum?? karena aku belum, :'(

    BalasHapus

Aku dengan cuap-cuapku...
Kalian,, dengan cuap-cuap kalian :D

SS501 as my boyfriend.... "SAENGI" !!!!

Farah "Ae Ri"'s Result: Heo Young Saeng
on quiz: SS501 As Boyfriends
Your ideal boyfriend is Shy Prince Heo Young Saeng! He's the shy, quiet type, but smoldering underneath is a romantic guy who will sweep you off your feet.
Quiz SchoolTake this quiz & get your result